Sabtu, 28 Juni 2008

Kiat Ketika Berada di Dalam Majlis

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari pergaulan, dan dalam per¬gaulan untuk berbagai urusan pasti kita berbicara antara yang satu dengan yang lainnya. Ada¬kalanya urusan yang kita kerjakan hanya dian¬tara dua orang, te¬tapi terkadang harus dise¬lesaikan menyangkut orang banyak, dan dila¬kukan dalam suatu majlis atau sebuah forum.
Majlis itu mungkin majlis musyawarah, majlis mu`amalah, boleh jadi majlis belajar atau pengajian. Agama Islam mengajarkan kepada kita adab ketika kita berada dalam suatu majlis, sebagai berikut:

1. Hendaknya masuk ke majlis setelah terlebih dahulu minta izin atau melalui
prosedur se¬mestinya. Memasuki majlis tanpa izin dapat menimbulkan kecurigaan dan
menyalahi tata krama pergaulan.

Allah berfirman:
Yaa `ayyuhalladziina aamanu latad huluu buyuutan ghaira buyuu tikum hattaa tasta`
nisuu wa tusallimuu `alaa ahlihaa dzaa likum khairullakum la`allakum
tadzakkaruuna.

Artinya: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah yang bukan
rumahmu sebelum kamu meminta permisi dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, mudah-mudahan kamu (selalu) teringat. (an Nur :27)

2. Memberi salam ketika masuk dan ketika mening¬galkan majlis. Salam pertama sebagai
tanda ia hadir di majlis, dan salam kedua sebagai tanda pamitan meninggalkan
majlis. Perilaku demikian itu me¬ngundang simpatik antara anggauta majlis.

3. Jika anda datang ke majlis pada awal waktu, hen¬daknya memberi jalan atau tempat
kepada orang yang datang belakangan. Allah ber¬firman:

"Yaa `ayyuhal ladziina aamanuu idzakiila lakum tafassakhuu fil majaalisi fafsahuu
yafsahillaahu lakum"

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu berlapang-
lapanglah di dalam majlis, maka berlapang-lapanglah kamu supaya Allah melapangkan
kepadamu. (QS al Mujadalah: 11)

4. Termasuk adab majlis adalah tidak duduk dengan perilaku yang tidak sopan atau
mengambil ruang lebih banyak dari semes¬tinya sehingga mengganggu orang lain,
atau mengambil tempat yang telah diketahui disediakan untuk orang lain.

5. Tidak memisahkan diantara dua orang ang¬gauta majlis, kecuali dengan seizin
mereka. Memisah¬kan dua orang tanpa izin disamping menggang¬gu juga mengesankan
arogansi. Rasulullah bersabda:

Tidak halal bagi seseorang memisahkan antara dua orang teman tanpa seizinkeduanya.

6. Tidak memindahkan seseorang dari tempat duduknya dengan tujuan untuk ditempati
sendiri, karena hal itu disamping menggang¬gu orang lain juga tidak pantas, tidak
etis serta mengan¬dung arti kesombongan. Rasulullah bersabda:

Tidak boleh seseorang memindahkan orang lain dari tempat duduknya untuk ditempati
oleh dirinya sendiri. (HR.Bukhari)

7. Tahu diri dalam memilih tempat duduk. Bahwa duduk di bagian belakang kemudian
dipersi¬lahkan pindah ke depan itu lebih baik daripada memilih duduk dibagian
depan (yang memang disediakan untuk orang lain) tetapi kemudian dimohon mundur ke
bela¬kang (karena yang berhak duduk sudah hadir).

8. Menutup pertemuan dengan doa kaffarah, yakni memohonkan ampun dari dosa yang
mungkin dilakukan selama mengikuti pertemuan, seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah, sebagai berikut:

Subha naka Allahumma wa bihamdika asyhadu an la ila ha illa anta astaghfiruka wa
atu bu ilaika.

Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji Mu, aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada Mu dan bertaubat kepada Mu.

Manurut hadis Rasulullah, barang siapa menyadari kesalahannya selama dalam
majlis, kemudian sebelum berdiri meninggalkan majlis membaca doa tersebut, Allah
akan mengampuni dosa-dosa dari kesalahannya itu. (HR.Muslim).

Tidak ada komentar: