Pendiri
Yayasan Alih Teknologi, Rusli Bintang, menerima Penganugerahan sebagai Ikon
Prestasi Pancasila Tahun 2024 Kategori Sains dan Teknologi di Balai Sarbini,
DKI Jakarta, Selasa (9/7/2024). Penghargaan ini diberikan oleh Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila (BPIP) Direktorat Jaringan dan Pembudayaan Republik
Indonesia.
Penghargaan ini diberikan kepada individu dan komunitas yang
memiliki rekam jejak baik, prestasi, dan karya inovasi yang inspiratif. Mereka
yang diakui oleh masyarakat, negara, dan/atau internasional, serta mengharumkan
nama bangsa dan negara layak mendapatkan penghargaan ini.
Dr. Achmad Farich, dr., M.M., selaku Rektor Universitas
Malahayati di bawah naungan Yayasan Alih Teknologi, menyampaikan selamat atas
diraihnya penghargaan ini.
“Ini merupakan kebanggaan bagi kami semua dan bukti bahwa
dedikasi Pak Rusli Bintang terhadap pengembangan teknologi dan pendidikan di
Indonesia mendapat pengakuan yang sangat layak,” ujarnya.
Rusli Bintang lahir di
gampong Lam Asan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar pada 28 April 1950,
merupakan Putra sulung pasangan Bintang Amin dan Halimah.
Dalam perjalan hidupnya, Rusli Bintang pernah menjadi pengusaha
warung kopi, buruh harian, buruh angkat pasir, penjaga gudang, mandor, hingga
pada 1976 Rusli memutuskan menjadi wiraswastawan sebagai pemborong (kontraktor
kecil-kecilan) di Banda Aceh membawa dirinya menuju kesuksesan.
Pada tahun 1980, ia bertemu dengan Profesor Ali Hasjmy, Gubernur
Aceh periode 1957-1964 yang kala itu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Aceh pada tahun 1983. Hasil pertemuan itulah, Rusli Bintang mendirikan
yayasan Abulyatama yang berarti ‘bapak anak yatim’.
Sebagai badan pendiri dan komisaris umum yayasan Abulyatama yang
disahkan dalam bentuk akta notaris pada 31 Mei 1983 dan disempurnakan 18 Juli
1983. Rusli Bintang mempercayakan Profesor Ali Hasjmy menjadi ketua yasasan dan
Joni Makmur sebagai sekretaris yayasan.
Yasayan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya sekolah
dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi
yang bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abulyatama
yang saat ini telah ditingkatkan statusnya menjadi Universitas Abulyatama.
STKIP Abulyatama pada saat itu menjadi perguruan tinggi swasta pertama di Aceh
mendampingi dua perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Syiah Kuala dan IAIN
Ar-Raniry.
Untuk terus mengembangkan
mimpinya, pada 1993, Rusli Bintang Hijrah ke Lampung dan mendirikan Yayasan
Alih Teknologi (Altek) Bandar Lampung. Maka lahirlah Universitas Malahayati
Bandar Lampung pada Jumat, 27 Agustus 1993 dan di sahkan melalui SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No.02/D/0/1994 pada tanggal 28 Januari 1994. Tanggal inilah
yang menjadi hari jadi berdirinya (Diesnatalis) Universitas Malahayati yang
diperingati setiap tahunnya.
Rusli Bintang terus mengembangkan kiprahnya di dunia pendidikan,
dengan mendirikan Universitas Batam pada tahun 2000 berdasarkan akta notaris 4
Mei 2000 melalui badan hukum Yayasan Griya Husada. Pada 2014, Rusli melanjutkan
mendirikan Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta pada 12 Agustus 2014
melalui Yayasan Nusa Bhakti Husada. Berkat Kiprahnya, tahun 2014 ia mendapat
penghargaan sebagai tokoh pendidikan dari Pemerintah Kota Batam, Kepulauan
Riau.
Tak sampai di situ, Rusli Bintang lalu mendirikan Universitas
Kartamulia, di bawah naungan Yayasan Griya Gemintang Husada Sejahtera yang
disahkan berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 1041/KPT/I/2019, pada 18 Oktober
2019.