1. Berpakaian sangat tipis sehingga nampak auratnya.
Allah berfirman: Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid. (QS Al-A'rof: 31)".
"Jika pakaian itu sempit, jadikanlah sarung (ikatkan kainmu mulai di atas perut sampai ke bawah), jika kainmu luas sekali, maka selimutkan ke seluruh anggota badanmu". (HR. Bukhari: Kitabus Sholat)
Imam Syafi'i berkata:
"Jika orang sholat memakai baju tipis sehingga kelihatan kulitnya, maka tidak sah sholatnya". (Kitab Al-Umm 1/78)
2. Mengenakan pakaian luar yang sangat sempit
3. Mengenakan pakaian bergambar
Rosululloh memakai khomishah (baju yang berjahit dengan benang sutra atau bulu binatang) miliknya. Baju itu banyak lukisan dan gambarnya. Lalu bellau melihat lukisan-lukisannya. Tatkala selesai sholat, beliau berkata:
pergilah dengan membawa baju ini, serahkan kepada Abi Jahm, katakan bahwa baju ini tadi mengganggu sholatku, dan bawalah kemari baju tebal (yang tidak berlukisan dan bergambar) milik Abi Jahm bin Khudzaifah. (HR. Bukhori: Kitabul Libas)
Dari Anas ia berkata:
'Aisyah mempunyai tabir (yang tipis berwarna lagi penuh dengan lukisan) dibuat untuk tabir kamar rumahnya. Nabi menyuruh 'Aisyah: Jauhkanlah tabir ini, sebab gambar dan lukisannya senantiasa mengganggu sholatku. (HR. Bukhari: Kitabul Libas)
4. Isbal (menutup mata kaki)
Tatkala ada seorang laki-laki sholat mengenakan sarung yang menutupi mata kakinya. Nabi menyuruh dia pergi agar berwudlu. Orang itu pergi untuk berwudlu lalu datang, beliau menyuruhnva pergi lagi, ada seorang laki-laki bertanya: "Wahai Rosululloh mengapa engkau perintah dia berwudlu lagi?".
Bellau berpaling, lalu beliau berkata: "Orang itu shalat tetapi sarungnya menutupi mata kakinya. Sesungguhnya Allah tidak menerima sholat seorang laki-laki yang musbil (orang yang melakukan isbal - memakai sarung atau celana yang menutupi mata kakinya).
(HR. Abu Dawud Kitabul Libas, Imam Ahmad, Imam Nasai. Imam Nawawi
5. Merasa paling berhak menjadi imam karena usianya yang lebih tua
Dari Abu Mas'ud Al-Anshory ia berkata: Rasulullah bersabda:
Hendaklah yang menjadi imam yang pandai bacaan Al-Qurannya. Apabila mereka sama didalam kepandaiannya, hendaklah yang paling mengerti sunnah, jika mereka sama dalam pengetahuan sunnahnya, hendaknya yang paling pertama hijrahnya, jika hijrahnya bersama-sama, hendaknya yang lebih dahulu masuk Islamnya. Riwayat lain berbunyi: kemudian yang paling tua umurnya". (HR Muslim: Kitabul Masajid wal Mawadli)
6. Tidak lancar membaca ayat Al-Qur'an dan tidak faham tajwid dan makhrojnya.
Orang yang mahir membaca Al-Qur'an bersama-sama dengan malaikat yang mulia yang baik, dan hiasilah Al-Qur'an itu dengan suaramu. (HR. Imam Bukhari Kitabut Tauhid)
"Hendaknya kamu berusaha menghafalkan surat-surat AlQur'an dengan tajwid dan memperhatikan makhrojnya. Aku merasa optimis -dengan izin Allah- kamu akan mampu menghafalkannya apabila ada usaha dan kesungguhan. (Majmu' Fatawa Ibnu Baz 4/393)
7. Tidak memperhatikan jarak sutroh (batas tabir) di depannya.
Apabila salah satu diantara kamu akan melaksanakan sholat menghadap ke tabir (depan), hendaklah dekat dengan tabirnya, syetan tidaklah mampu memutus sholatnya. (HR Abu Dawud. Al-Albani berkata: Imam Hakim menshohihkannya, Imam AdzDzahabi dan Imam Nawawi menyetujuinya)
Dalil jarak antara tempat berdiri Nabi dengan tabir depannya tiga hasta:
Bilal berkata: Selanjutnya Rosululloh sholat, sedangkan jarak antara tempat beliau berdiri dengan dinding di depannya adalah tiga hasta. (HR. Imam Ahmad)
Dalil jarak antara tempat sujud imam dengan dinding semisal berlalunya kambing:
Dari Sahl bin Sa'ad ia berkata: Antara tempat sujud Rosululloh dan tembok semisal tempat yang bisa dilalui kambing. (HR Imam Bukhori: Kitabus Sholat)
8. Tidak menghadap lurus ke arah kiblat.
Imam tidak menghadap kiblat, tetapi serong beberapa derajat ke arah kanan (ke arah utara), padahal posisi kiblat sudah benar.
Yang benar imam lurus menghadap kiblat. Dari Jabir bin Abdillah ia berkata:
Rosululloh apabila sholat (sunnah) di atas kendaraannya, beliau menghadap ke mana saja kendaraannya menghadap, tetapi apa bila beliau ingin menjalankan sholat wajib, beliau turun dan menghadap ke kiblat. (HR Imam Bukhori: Kitabus Sholat)
9. Tidak menghadap kepada makmum untuk meluruskan shof.
Anas bin Malik berkata: Ketika selesai qomat, Rosululloh menghadap ke arah kami dengan wajahnya. seraya berkata: Luruskan shofmu, rapatlah, karena aku melihatmu dari belakang punggungku. (HR Imam Bukhori Kitabul Adzan)
10. Hanya melihat shof makmum sebelum bertakbirotulihrom.
Dari Anas bin Malik dari Nabi beliau berkata: sawwuu shufufakum fa inna taswiyatash shuhuf min iqamatishsholaat (luruskan shafmu karena lurusnya shof termasuk menegakkan shalat)
(HR Bukhori Kitabul Adzan. Di dalam riwayat Bukhori yang lain, Nabi bersabda: Aqiimuu shufufakum (luruskan shofmu), tarooshshuu (rapatlah)) Didalam riwayat Abu Dawud, Nabi bersabda:
Haadzuu bainal manakib (rapatkan antara pundak), suddul kholal (tutuplah yang kosong).
11. Melafadzkan niat dengan bacaan usholli
Dari 'Aisyah, dia berkata: Rosululloh memulai sholatnya dengan takbir, selanjutnya beliau membaca alhamdulillahi rabbil 'alamin. (HR. Muslim: Kitabul Sholat)
12. Berulang-ulang mengangkat kedua tangannya ketika bertakbirotul ihrom.
13. Membaca AI-Fatihah terlalu cepat, menyambung ayat dengan ayat yang lain (tidak berhenti setiap ayat).
Yang benar, imam ketika membaca surat Fatihah atau surat yang lain pada waktu sholat hendaknya berhenti setiap ayat. Rosululloh memberi contoh kepada sahabatnya membaca Fatihah ayat demi ayat, membaca Bismalahir Rahmaanir Rahiim lalu berhenti, Alhamdulillahi rabbil 'alamiin lalu berhenti, Ar-Rahmaanir Rahiim lalu berhenti dan demikianlah seterusnya. demikian pula bacaan beliau untuk setiap surat, beliau berhenti setiap pangkal ayat dan tidak menyambungnya. (Lihat Sifatus Sholatin Nabi oleh Al Albani 96)
14. Membaca robbighfirli seusai membaca Fatihah.
15. Tidak mengucapkan 'amin' dengan suara keras
Dari Wail bin Hujr ia berkata: Rasulullah apabila selesai membaca waladh dhaaalliiin, beliau membaca aamiin dengan suara keras. (HR Abu Dawud: Kitabus Shalat dengan sanad yang shahih)
16. Tergesa-gesa dalam setiap gerakan, sehingga hilang kekhusu'annya.
Nabi pernah menyuruh orang agar mengulangi shalatnya ketika sholanya terlalu cepat. Beliau bersabda:
"...maka apabila kamu ruku', letakkan dua tapak tanganmu di atas dua lututmu, ulurkan punggungmu, kokohkan ruku'mu, jika kamu mengangkat kepalamu (dari ruku') luruskan tulang rusukmu sehingga kembali tulang itu kepada persendiannya, jika kamu sujud maka kokohkan sujudmu, jika kamu mengangkat kepalamu (dari sujud) duduklah di atas pahamu yang kiri, selanjutnya kerjakan itu semua setiap ruku' dan sujud. (HR Imam Ahmad: Musnad Al-Kufiyyin)
17. Tidak menghadap kepada makmum setelah salam
Dari 'Aisyah dia berkata: Nabi apabila setelah salam, beliau tidak duduk melainkan kira-kira membaca: "Allaahumma antas Salaam wa minkas salam tabaarakta dzal jalaali wal ikroom." (HR Muslim: Kitabul Masajid Wal Mawadli')
Rosululloh apabila selesai salam, mengbadap kepada makmum, dalilnya: Kemudian beliau salam, lalu beliau menghadap ke arah kami. (HR Muslim, Kitabul Masajid wal Mawadli')
Beliau duduk lama setelah salam menghadap kepada makmum bila ada kepentingan, seperti memberi nasihat dll. Dalilnya:
Dari Anas, dia berkata: Rosululloh pernah mengimami kami pada suatu hari, setelah beliau salam beliau menghadap kepada kita, lalu beliau memberi nasihat: "Wahai manusia ... "(HR Muslim Kitabus Sholat).